BAB II
PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi Lingkungan Eksternal
Lingkungan
eksternal sebuah organisasi atau perusahaan sangat luas dan memiliki berbagai
faktor yang turut mendukung. Sehingga sangat tidak mungkin seorang ahli
strategi hanya mempelajari sebagian kecilnya saja. Karena, jika tidak
mempelajari secara keseluruhan maka pembuatan strategi tidak akan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
1.
Lingkungan umum adalah sekumpulan
elemen-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang
mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. Secara lebih lanjut lingkungan umum/eksternal terbagi menjadi 2
pokok bagian lagi yaitu: [2]
a.
Lingkungan Eksternal Jauh
Dikatakan jauh
karena faktor-faktor eksternal tersebut bersumber dari luar organisasi dan
biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan
yang bersangkutan akan tetapi mempunyai dampak pada proses manajerial dan
operasional dalam organisasi (perusahaan). Faktor-faktor tersebut antara lain: [3]
1)
Pertimbangan
ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi di dunia selalu berbanding lurus dengan perubahan lingkungan. Terkadang
ada pihak yang ingin meningkatkan mutu hidup manusia dengan memperbanyak
perusahaan dan di lain pihak ada yang ingin melestarikan lingkungan. Sehingga
sering terjadi perbedaan pendapat di antara kedua belah pihak yang menyebabkan
proses produksi terhenti.
c)
Kehadiran
korporasi multinasional.
Maksudnya
adalah ada pihak-pihak asing yang masuk ke pasar nasional sehingga secara tidak
langsung merusak perekonomian masyarakat atau perusahaan kecil. Sehingga
diperlukan keputusan strategik untuk menghindari dampak yang besar dari
permasalahan itu.
d)
Kejutan
dibidang energi
Sebelum
dekade tujuh puluhan manusia masih menikmati energi dengan harga yang murah.
Pada masa itu manusia tidak sadar bahwa sumber energi tersebut sangat terbatas
dan penggunaannya sangat boros. Pada era sekarang setelah menipis negara-negara
penghasil sumber energi tersebut mulai menaikan harga dengan sangat drastis.
Sehingga, manusia harus mulai memikirkan sumber energi alternatif agar
kelangsungan usahanya dapat bertahan.
e)
Pendanaan.
Setiap
usahawan harus menyadari kemampuan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaannya, belum berbicara masalah pertumbuhan dan perkembangan usahanya.
Oleh sebab itu, untuk menghindari berhentinya kegiatan produksi sebelum tujuan
tercapai usahawan harus memiliki modal yang cukup.
2)
Faktor-faktor
politik.
Maksud
dari faktor politik ini adalah jika disuatu daerah atau negara sedang mengalami
permasalahan yang mengganggu perekonomian maka perusahan akan memikirkan cara
yang tepat dalam memasarkan produknya.
3)
Faktor-faktor
sosial.
Setiap
daerah di suatu negara contohnya Indonesia memiliki tingkat sosial yang berbeda
menyebabkan kebutuhan diantara mereka sangat berbeda. Sehingga perusahaan harus
bisa menciptakan suatu barang atau jasa yang mampu memberikan manfaat ke semua
golongan demi mendapatkan keuntungan yang besar.
4)
Faktor
teknologi.
Faktor
ini berpengaruh terhadap manajemen strategi karena dengan teknologi perusahaan
akan lebih terbantu baik dari segi pelayanan, pemasaran, dan produksi. Kemudian
konsumen akan lebih percaya terhadap perusahaan yang telah memiliki teknologi
yang baik karena mutu yang ditawarkan lebih terjamin.
b.
Lingkungan
Eksternal Dekat
Lingkungan
eksternal dekat memiliki dampak langsung pada operasionalisasi berbagai
strategi dan kebijaksanaan suatu perusahaan baik dari suasana kompetitif,
peluang, khususnya perolehan sumber dana. Bedanya dengan lingkungan eksternal
jauh adalah faktor-faktor lingkungan eksternal dekat pada umumnya dapat
dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh organisasi/perusahaan yang
bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1)
Kedudukan
kompetitif perusahaan.
Dalam kondisi dan iklim persaingan suatu perusahaan perlu melakukan
analisis terhadap kedudukannya baik dari segi kelemahan, keunggulan perusahaan
sendiri maupun perusahaan saingan. Dengan mengetahui kedudukannya para perumus
strategi diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang memungkinkan
memanfaatkan peluang yang timbul dalam kondisi yang dihadapi.
2)
Profil
para pelanggan.
Suatu
perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa berupaya menghasilkan produk yang
diminati oleh sekelompok masyarakat. Tetapi karena faktor-faktor tertentu,
minat masyarakat berbeda dari yang dipikirkan perusahaan. oleh sebab itu
perusahaan harus mengetahui dan mempelajari faktor penyebabnya. Faktor-faktor
tersebut seperti Geografi (letak wilayah), Demografi (struktur sosial), dan Psikografi (kejiwaan pelanggan).
3)
Perilaku
pembeli
Manusia
sebagai pembeli produk terttentu pasti menggunakan berbagai pertimbangan dalam
membeli atau tidak membeli produk tertentu. Baik dari segi harga, manfaat
barang, kualitas, mutu dan pelayanan yang ditawarkan produsen. Yang jelas
perilaku pembeli tidak pernah konsisten sehingga profil para pembeli dan calon
pembeli perlu dikenali dengan baik.
4)
Faktor
pemasok
Posisi
pemasok ini perlu dikenali dengan baik karena banyak mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan satu sektor produksi, khususnya sektor dimana satu perusahaan
itu bergerak. Pemasok ini bukan hanya berkaitan kepada bahan mentah tetapi juga
dengan peralatan, pelayanan dan dukungan finansial. Apabila perusahaan tersebut
memelihara keserasiannya maka sebagai usahawan akan mendapatkan kemudahan untuk
memenuhi kebutuhannya.
5)
Faktor
penyandang dana
Secara
penglihatan dasar suatu perusahaan atau organisasi tidak akan berdiri dan
berkembang apabila perusahaan tersebut tidak memiliki pihak-pihak yang
memberikan dana secara berkesinambungan. Apabila dana yang masuk ke dalam
perusahaan terhambat maka akan menyebabkan proses kegiatan produksi terhenti.
Untuk menghindari hal itu terjadi maka suatu perusahaan harus memiliki cara
yang tepat agar dana yang ada di dalam perusahaan tersebut stabil.
6)
Situasi
pasaran kerja sebagai faktor lingkungan.
Sumber
daya manusia merupakan unsur terpenting dan paling menentukan dalam berhasil
tidaknya suatu organisasi/perusahaan. betapapun pentingnya perhatian yang harus
diberikan kepada unsur lain seperti modal, peralatan, mesin, metode kerja,
bahan mentah, dan bahan baku perhatian terbesar tetap harus diberikan kepada
unsur manusia. Semua proses manajemen sumber daya manusia harus ditempuh secara
benar dan tepat yang kesemuannya berangkat dari pengakuan dan penghargaan atas
harkat dan martabat manusia. Manajemen sumber daya manusia menyangkut
perencanaan ketenagakerjaan, penciptaan dan pemeliharaan sistem informasi
manusia, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan, sistem imbalan,
pendidikan dan pelatihan, perencanaan dan pengembangan karier, pemutusan
hubungan kerja, pemeliharaan hubungan industrial dan pemensiunan.
7)
Peramalan
Lingkungan
Perkembangan
dan pertumbuhan dalam lingkungan bisnis tidak dapat ditebak dengan mudah
terkadang naik, terkadang turun. Sehingga para ahli strategi harus benar-benar
bisa membaca pergerakan ekonomi pada saat itu dan dimasa yang akan datang.
Apabila salah dan tidak memiliki strategi cadangan maka, perusahaan yang
dipegangnya tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
2.
Lingkungan
Industri
Industri adalah kelompok perusahaan-perusahaan yang memproduksi
barang atau jasa serupa. Menurut Michael E. Porter hal-hal yang harus dilihat
atau menjadi dasar analisis adalah
sebagai berikut:[4]
a.
Ancaman Pelaku Bisnis
Bila suatu perusahaan masuk ke dalam sebuah industri, maka secara
otomatis perusahaan yang sudah ada akan terancam, karena ada kapasitas baru
yang bertambah serta kemungkinan digerogotinya pangsa pasar yang ada dan akan
membuat tambahan permintaan pasokan atas sumber daya seperti SDM, ataupun bahan
baku. Semua ini akan menggangu perusahaan-perusahaan yang sudah ada terlebih
dahulu di dalam industri.
b.
Ancaman Produk Substitusi
Persaingan yang harus dihadapi oleh sebuah perusahaan, bukanlah
kepada perusahaan yang memiliki produk yang persis sama. Sering kali perusahaan
harus berhadapan dengan perusahaan-perusahaan yang produknya merupakan
substitusi dari produk perusahaan pertama. Seperti juga kita lihat pada ancaman
produk baru, ancaman produk substitsi juga memiliki beberapa kondisi. Misalnya:
skala ekonomis, Switching cost, akses ke saluran distribusi.
c.
Daya Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli yang memiliki daya tawar-menawar yang tinggi, dapat
mengancam daya saing perusahaan. pembeli ini biasanya bisa memaksa perusahaan
untuk menurunkan hagaatau menuntut meningkatkan kualitas produk/jasa dan
lain-lain. Kondisi yang menentukan daya tawar pembeli menjadi tinggi antara
lain:
1)
Membeli dalam jumlah besar.
2)
Produk yang dibeli adalah standar.
3)
Switching cost
4)
Produk dari industri kurang begitu penting bagi pembeli.
5)
Pembeli memiliki informasi yang lengkap
d.
Daya Tawar-Menawar Pemasok
Bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka dapat kita
katakan semakin kurang menariknya industri. Ini biasanya, terjadi pada industri
yang pemasoknya tergolong sedikit, yaitu hanya beberapa perusahaan. perusahaan
yang ada dalam industri, relatif tidak memiliki banyak alternatif untuk
mendapat pasokan tertentu. Biasanya daya tawar menawar kelompok pemasok kuat
jika:
1)
Hanya didominasi oleh sedikit perusahaan, sementara industri
pembelinya beragam.
2)
Industri pembeli bukan merupakan pelanggan penting dari kelompok
pemasok.
3)
Produk pemasok merupakan input penting bagi pembeli.
Semakin tinggi daya tawar pemasok, maka semakin rendah daya tarik (attractiveness)
sebuah industri.
e.
Tingkat persaingan dalam Industri
Tindakan-tindakan perusahaan dalam sebuah industri selalu saling
terkait. Strategi-strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti memberi
dampak baik atau buruk kepada perusahaan lain sehingga menyebabkan intensitas
persaingan menjadi lebih tinggi. Tingkat persaingan ini tidak hanya disebabkan
oleh jumlah pelaku yang ada di dalam industri tetapi juga terpengaruh dari pesaing yang memiliki
kekuatan relatif sama baik dari segi pendanaan, kualitas produk, dan lain-lain.
B.
Manfaat Mengetahui Lingkungan Eksternal
Keberhasilan organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh
kemampuan dalam menentukan strategi yang tepat. Karena, apabila tidak memiliki
strategi proses produksi akan terhambat. Selain itu pengenalan lingkungan eksternal secara tepat semakin penting karena:[5]
1.
Jumlah
faktor-faktor yang berpengaruh itu tidak pernah konstan melainkan selalu
berubah.
2.
Intensitas
dampaknya beragam.
3.
Ada
faktor-faktor eksternal yang merupakan “kejutan” yang tidak dapat
diperhitungkan sebelumnya betapapun cermatnya analisis yang dilakukan.
4.
Kondisi
eksternal itu berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lingkungan
eksternal merupakan salah faktor yang mempengaruhi dalam proses pembuatan dan
penerapan strategi di dalam organisasi atau perusahaan selain lingkungan
internal perusahaan itu sendiri. Klasifikasi lingkungan eksternal dibagi
menjadi dua yaitu:
1.
Lingkungan
Umum
a.
Lingkungan
eksternal jauh.
b.
Lingkungan
eksternal dekat.
2.
Lingkungan
Industri
Lingkungan eksternal sangat bebas tidak dapat dikontrol dengan
mudah tetapi sedikit bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang telah
dimiliki. Strategi terbaik akan
terbentuk jika perusahaan melakukan analisis terhadap perkembangan dunia luar
dengan sangat teliti. Apabila organisasi atau perusahaan tidak memiliki suatu
strategi yang baik maka tidak mungkin perusahaan itu mampu bertahan menghadapi
kerasnya dunia bisnis yang pada era sekarang selalu berkembang setiap
saat. Oleh sebab itu, perusahaan harus
memperhatikan dan mempelajari lingkungan eksternal lebih dulu sebelum
menentukan strategi.
B.
Saran
Sebagai
mahasiswa Ekonomi Syariah kita harus mempelajari lingkungan eksternal lingkungan
kerja dengan baik. Karena setelah lulus diharapkan mampu membuat strategi yang
baik untuk sesuai permintaan pekerjaan yang akan ditekuni.
Amir, M.
Taufiq, Manajemen Strategik : Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011.
P. Siagian, Sondang,
Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4111/lingkungan_eksternal di akses 26 September 2012, Pukul 19.00 WIB.
Http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/19/lingkungan-eksternal/
di akses 26 September 2012, Pukul 19 WIB.
[1]Http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/19/lingkungan-eksternal/ di akses 26 September 2012 Pukul 19.00 WIB.
[2] Sondang P.
Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 63.
[3] Ibid., h.
64.
[4] M. Taufiq
Amir, Manajemen Strategik : Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011, h. 52.
[5]
Sondang P. Siagian,
Manajemen Stratejik, h. 63.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar