Pages

Pages - Menu

Selasa, 30 Oktober 2012

Lingkungan Eksternal Organisasi


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Klasifikasi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal sebuah organisasi atau perusahaan sangat luas dan memiliki berbagai faktor yang turut mendukung. Sehingga sangat tidak mungkin seorang ahli strategi hanya mempelajari sebagian kecilnya saja. Karena, jika tidak mempelajari secara keseluruhan maka pembuatan strategi tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Lingkungan eksternal dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar antara lain yaitu: [1]
1.    Lingkungan umum adalah sekumpulan elemen-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. Secara lebih lanjut lingkungan umum/eksternal terbagi menjadi 2 pokok bagian lagi yaitu: [2]
a.    Lingkungan Eksternal Jauh
Dikatakan jauh karena faktor-faktor eksternal tersebut bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan akan tetapi mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam organisasi (perusahaan). Faktor-faktor tersebut antara lain: [3]
1)   Pertimbangan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi di dunia selalu berbanding lurus dengan perubahan lingkungan. Terkadang ada pihak yang ingin meningkatkan mutu hidup manusia dengan memperbanyak perusahaan dan di lain pihak ada yang ingin melestarikan lingkungan. Sehingga sering terjadi perbedaan pendapat di antara kedua belah pihak yang menyebabkan proses produksi terhenti.
c)    Kehadiran korporasi multinasional.
Maksudnya adalah ada pihak-pihak asing yang masuk ke pasar nasional sehingga secara tidak langsung merusak perekonomian masyarakat atau perusahaan kecil. Sehingga diperlukan keputusan strategik untuk menghindari dampak yang besar dari permasalahan itu.
d)   Kejutan dibidang energi
Sebelum dekade tujuh puluhan manusia masih menikmati energi dengan harga yang murah. Pada masa itu manusia tidak sadar bahwa sumber energi tersebut sangat terbatas dan penggunaannya sangat boros. Pada era sekarang setelah menipis negara-negara penghasil sumber energi tersebut mulai menaikan harga dengan sangat drastis. Sehingga, manusia harus mulai memikirkan sumber energi alternatif agar kelangsungan usahanya dapat bertahan.
e)    Pendanaan.
Setiap usahawan harus menyadari kemampuan untuk mempertahankan eksistensi perusahaannya, belum berbicara masalah pertumbuhan dan perkembangan usahanya. Oleh sebab itu, untuk menghindari berhentinya kegiatan produksi sebelum tujuan tercapai usahawan harus memiliki modal yang cukup.
2)   Faktor-faktor politik.
Maksud dari faktor politik ini adalah jika disuatu daerah atau negara sedang mengalami permasalahan yang mengganggu perekonomian maka perusahan akan memikirkan cara yang tepat dalam memasarkan produknya.
3)   Faktor-faktor sosial.
Setiap daerah di suatu negara contohnya Indonesia memiliki tingkat sosial yang berbeda menyebabkan kebutuhan diantara mereka sangat berbeda. Sehingga perusahaan harus bisa menciptakan suatu barang atau jasa yang mampu memberikan manfaat ke semua golongan demi mendapatkan keuntungan yang besar.
4)   Faktor teknologi.
Faktor ini berpengaruh terhadap manajemen strategi karena dengan teknologi perusahaan akan lebih terbantu baik dari segi pelayanan, pemasaran, dan produksi. Kemudian konsumen akan lebih percaya terhadap perusahaan yang telah memiliki teknologi yang baik karena mutu yang ditawarkan lebih terjamin.
b.    Lingkungan Eksternal Dekat
Lingkungan eksternal dekat memiliki dampak langsung pada operasionalisasi berbagai strategi dan kebijaksanaan suatu perusahaan baik dari suasana kompetitif, peluang, khususnya perolehan sumber dana. Bedanya dengan lingkungan eksternal jauh adalah faktor-faktor lingkungan eksternal dekat pada umumnya dapat dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh organisasi/perusahaan yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1)   Kedudukan kompetitif perusahaan.
Dalam kondisi dan iklim persaingan suatu perusahaan perlu melakukan analisis terhadap kedudukannya baik dari segi kelemahan, keunggulan perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan. Dengan mengetahui kedudukannya para perumus strategi diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang memungkinkan memanfaatkan peluang yang timbul dalam kondisi yang dihadapi.
2)   Profil para pelanggan.
Suatu perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa berupaya menghasilkan produk yang diminati oleh sekelompok masyarakat. Tetapi karena faktor-faktor tertentu, minat masyarakat berbeda dari yang dipikirkan perusahaan. oleh sebab itu perusahaan harus mengetahui dan mempelajari faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut seperti Geografi (letak wilayah), Demografi (struktur sosial),  dan Psikografi (kejiwaan pelanggan).
3)   Perilaku pembeli
Manusia sebagai pembeli produk terttentu pasti menggunakan berbagai pertimbangan dalam membeli atau tidak membeli produk tertentu. Baik dari segi harga, manfaat barang, kualitas, mutu dan pelayanan yang ditawarkan produsen. Yang jelas perilaku pembeli tidak pernah konsisten sehingga profil para pembeli dan calon pembeli perlu dikenali dengan baik.
4)   Faktor pemasok
Posisi pemasok ini perlu dikenali dengan baik karena banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan satu sektor produksi, khususnya sektor dimana satu perusahaan itu bergerak. Pemasok ini bukan hanya berkaitan kepada bahan mentah tetapi juga dengan peralatan, pelayanan dan dukungan finansial. Apabila perusahaan tersebut memelihara keserasiannya maka sebagai usahawan akan mendapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhannya.
5)   Faktor penyandang dana
Secara penglihatan dasar suatu perusahaan atau organisasi tidak akan berdiri dan berkembang apabila perusahaan tersebut tidak memiliki pihak-pihak yang memberikan dana secara berkesinambungan. Apabila dana yang masuk ke dalam perusahaan terhambat maka akan menyebabkan proses kegiatan produksi terhenti. Untuk menghindari hal itu terjadi maka suatu perusahaan harus memiliki cara yang tepat agar dana yang ada di dalam perusahaan tersebut stabil.
6)   Situasi pasaran kerja sebagai faktor lingkungan.
Sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dan paling menentukan dalam berhasil tidaknya suatu organisasi/perusahaan. betapapun pentingnya perhatian yang harus diberikan kepada unsur lain seperti modal, peralatan, mesin, metode kerja, bahan mentah, dan bahan baku perhatian terbesar tetap harus diberikan kepada unsur manusia. Semua proses manajemen sumber daya manusia harus ditempuh secara benar dan tepat yang kesemuannya berangkat dari pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Manajemen sumber daya manusia menyangkut perencanaan ketenagakerjaan, penciptaan dan pemeliharaan sistem informasi manusia, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan, sistem imbalan, pendidikan dan pelatihan, perencanaan dan pengembangan karier, pemutusan hubungan kerja, pemeliharaan hubungan industrial dan pemensiunan.
7)   Peramalan Lingkungan
Perkembangan dan pertumbuhan dalam lingkungan bisnis tidak dapat ditebak dengan mudah terkadang naik, terkadang turun. Sehingga para ahli strategi harus benar-benar bisa membaca pergerakan ekonomi pada saat itu dan dimasa yang akan datang. Apabila salah dan tidak memiliki strategi cadangan maka, perusahaan yang dipegangnya tidak akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
2.    Lingkungan Industri
Industri adalah kelompok perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang atau jasa serupa. Menurut Michael E. Porter hal-hal yang harus dilihat atau menjadi dasar analisis  adalah sebagai berikut:[4]
a.    Ancaman Pelaku Bisnis
Bila suatu perusahaan masuk ke dalam sebuah industri, maka secara otomatis perusahaan yang sudah ada akan terancam, karena ada kapasitas baru yang bertambah serta kemungkinan digerogotinya pangsa pasar yang ada dan akan membuat tambahan permintaan pasokan atas sumber daya seperti SDM, ataupun bahan baku. Semua ini akan menggangu perusahaan-perusahaan yang sudah ada terlebih dahulu di dalam industri.
b.    Ancaman Produk Substitusi
Persaingan yang harus dihadapi oleh sebuah perusahaan, bukanlah kepada perusahaan yang memiliki produk yang persis sama. Sering kali perusahaan harus berhadapan dengan perusahaan-perusahaan yang produknya merupakan substitusi dari produk perusahaan pertama. Seperti juga kita lihat pada ancaman produk baru, ancaman produk substitsi juga memiliki beberapa kondisi. Misalnya: skala ekonomis, Switching cost, akses ke saluran distribusi.
c.    Daya Tawar-Menawar Pembeli
Pembeli yang memiliki daya tawar-menawar yang tinggi, dapat mengancam daya saing perusahaan. pembeli ini biasanya bisa memaksa perusahaan untuk menurunkan hagaatau menuntut meningkatkan kualitas produk/jasa dan lain-lain. Kondisi yang menentukan daya tawar pembeli menjadi tinggi antara lain:
1)   Membeli dalam jumlah besar.
2)   Produk yang dibeli adalah standar.
3)   Switching cost
4)   Produk dari industri kurang begitu penting bagi pembeli.
5)   Pembeli memiliki informasi yang lengkap
d.   Daya Tawar-Menawar Pemasok
Bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat, maka dapat kita katakan semakin kurang menariknya industri. Ini biasanya, terjadi pada industri yang pemasoknya tergolong sedikit, yaitu hanya beberapa perusahaan. perusahaan yang ada dalam industri, relatif tidak memiliki banyak alternatif untuk mendapat pasokan tertentu. Biasanya daya tawar menawar kelompok pemasok kuat jika:
1)   Hanya didominasi oleh sedikit perusahaan, sementara industri pembelinya beragam.
2)   Industri pembeli bukan merupakan pelanggan penting dari kelompok pemasok.
3)   Produk pemasok merupakan input penting bagi pembeli.
Semakin tinggi daya tawar pemasok, maka semakin rendah daya tarik (attractiveness) sebuah industri.
e.    Tingkat persaingan dalam Industri
Tindakan-tindakan perusahaan dalam sebuah industri selalu saling terkait. Strategi-strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan pasti memberi dampak baik atau buruk kepada perusahaan lain sehingga menyebabkan intensitas persaingan menjadi lebih tinggi. Tingkat persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh jumlah pelaku yang ada di dalam industri tetapi  juga terpengaruh dari pesaing yang memiliki kekuatan relatif sama baik dari segi pendanaan, kualitas produk, dan lain-lain.
B.       Manfaat Mengetahui Lingkungan Eksternal
Keberhasilan organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menentukan strategi yang tepat. Karena, apabila tidak memiliki strategi proses produksi akan terhambat. Selain itu pengenalan lingkungan eksternal secara tepat semakin penting karena:[5]
1.    Jumlah faktor-faktor yang berpengaruh itu tidak pernah konstan melainkan selalu berubah.
2.    Intensitas dampaknya beragam.
3.    Ada faktor-faktor eksternal yang merupakan “kejutan” yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapapun cermatnya analisis yang dilakukan.
4.    Kondisi eksternal itu berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya.


BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Lingkungan eksternal merupakan salah faktor yang mempengaruhi dalam proses pembuatan dan penerapan strategi di dalam organisasi atau perusahaan selain lingkungan internal perusahaan itu sendiri. Klasifikasi lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu:
1.    Lingkungan Umum
a.       Lingkungan eksternal jauh.
b.      Lingkungan eksternal dekat.
2.    Lingkungan Industri
Lingkungan eksternal sangat bebas tidak dapat dikontrol dengan mudah tetapi sedikit bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang telah dimiliki. Strategi terbaik  akan terbentuk jika perusahaan melakukan analisis terhadap perkembangan dunia luar dengan sangat teliti. Apabila organisasi atau perusahaan tidak memiliki suatu strategi yang baik maka tidak mungkin perusahaan itu mampu bertahan menghadapi kerasnya dunia bisnis yang pada era sekarang selalu berkembang setiap saat.  Oleh sebab itu, perusahaan harus memperhatikan dan mempelajari lingkungan eksternal lebih dulu sebelum menentukan strategi.

B.  Saran
Sebagai mahasiswa Ekonomi Syariah kita harus mempelajari lingkungan eksternal lingkungan kerja dengan baik. Karena setelah lulus diharapkan mampu membuat strategi yang baik untuk sesuai permintaan pekerjaan yang akan ditekuni.





DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq, Manajemen Strategik : Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
P. Siagian, Sondang, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4111/lingkungan_eksternal di akses 26 September 2012, Pukul 19.00 WIB.
Http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/19/lingkungan-eksternal/ di akses 26 September 2012, Pukul 19 WIB.




[1]Http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/01/19/lingkungan-eksternal/ di akses 26 September 2012 Pukul 19.00 WIB.
[2] Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 63.
[3] Ibid., h. 64.
[4] M. Taufiq Amir, Manajemen Strategik : Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, h. 52.
[5] Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, h. 63.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar